Kongres XI PARI yang diadakan tanggal 23-25 November 2007 di Hotel Sari Pan Pacifik, Jakarta, diikuti oleh 200-an peserta yang berasal hampir dari seluruh Provinsi di Indonesia. Kongres XI kali ini meng-agendakan pemilihan Ketua Umum PARI Pusat untuk periode 2007-2011 dan juga digelar sidang ilmiah yang menampilkan pembicara dari Malaysia yaitu Prof. Ahmad Tarmizi (Universiti Teknologi Malaysia) serta pembicara dari beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Suasana saat registrasi peserta Kongres
Saya bersama teman-teman radiografer dari Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi
Sidang Ilmiah
Sidang ilmiah merupakan salah satu acara yang paling menarik buat saya, sebab dari sini kita bisa menggali ilmu mengenai radiologi terkini. Beberapa materi yang cukup menarik diantaranya mengenai Paparan Radiasi di daerah Kampung Durian, Perak, Malaysia, yang ternyata di daerah tersebut mempunyai Radiasi Latar 10 kali lebih besar dari daerah lainnya di Malaysia.
Prof. Tarmizi yang sedang memberikan materi
Saya berkesempatan bertanya kepada Prof. Tarmizi
Kepala BAPETEN sedang memberikan materi
Kemudian ada materi mengenai Teleradiologi yang mulai dijalankan di Rumah Sakit PIK, meskipun protokol yang digunakan baru sebatas penggunaan yang terbatas, belum menggunakan protokol yang terbuka yang bisa diakses dari mana saja. Adalagi materi mengenai pemeriksaan CT Angiografi khususnya Cardiovaskuler untuk kasus plak pada pembuluh darah.
Terlibat pembicaraan serius dengan rekan radiografer
Karena tidak ada tempat duduk buat makan, terpaksa deh "lesehan"
Mahasiswa saya waktu saya di Jakarta yang hadir pada Kongres
Materi yang ada dalam sidang ilmiah ini, diberikan kepada seluruh peserta Kongres XI dalam bentuk CD. Buat rekan sejawat radiografer yang ingin mendapatkan materinya bisa menghubungi saya melalui blog ini. Cukup dikenakan biaya untuk pembelian CD kosong dan biaya pengiriman (biaya tergantung daerah yang minta dikirim).
Pemilihan Ketua Umum
Pemilihan ketua umum ini adalah agenda utama kongres, yang hanya terjadi selama 4 tahun sekali. Pemilihan ketua umum ini dimulai dengan pembentukan komisi-komisi yang bertugas memberikan rekomendasi buat pengurus yang baru mengenai beberapa hal yang dinilai bisa memajukan PARI di masa mendatang. Komisi yang terbentuk adalah Komisi I yang membidangi Organisasi dan Profesi, Komisi II yang membidangi masalah pendidikan dan hubungan luar negeri dan Komisi III yang membidangi masalah Kesejahteraan.
Menyempatkan diri berfoto saat sidang komisi
Pengurus Daerah PARI Jawa Tengah yang hadir
Setelah rekomendasi dihasilkan oleh masing-masing Komisi, maka diadakan pemilihan ketua umum, dengan diawali penentuan Calon Ketua Umum. Dari seluruh Provinsi yang hadir di dapat dua nama calon ketua umum yaitu :
1. H. Abdul Gamal S, SKM, M.KKK yang didukung oleh 14 Pengda
2. H. Burlian Mughnie, S.H, M.Kes yang juga didukung oleh 14 Pengda
dari hasil pemilihan yang diikuti oleh Peserta yang malam itu hanya berjumlah 172 orang dari 200-an peserta, didapatkan hasil melalui voting tertutup yaitu :
111 suara untuk H. Abdul Gamal S, SKM, M.KKK dan 61 suara untuk H. Burlian Mughnie, S.H, M.Kes. Dengan demikian Ketua Umum PARI Pusat terpilih untuk periode 2007-2011 adalah H. Abdul Gamal S, SKM, M.KKK. Saya secara pribadi mengucapkan selamat dan mengingatkan kepada Ketua Umum terpilih agar senantiasa memajukan PARI dengan Hati yang bersih dan Pikiran yang jernih.
Kritik dan Saran buat Panitia dan Pengurus PARI
Peserta Kongres XI PARI yang hanya berjumlah 200-an, menurut saya masih kurang dari harapan yang diinginkan untuk acara sebesar Kongres yang hanya ada setiap 4 tahun sekali. Masalah banyaknya radiografer yang tidak datang setelah cari tahu, ternyata disebabkan oleh Begitu dekatnya jarak antara Kongres XI PARI dengan Seminar Nasional PARI yang diadakan di BALI sekitar Bulan Mei yang lalu. Selain itu, Biaya kongres XI kali ini dirasakan sangat mahal sekali. Sebagai perbandingan, Seminar Nasional PARI yang diadakan di Lampung pada tahun 2006, untuk peserta yang tidak menginap dibebankan biaya sebesar Rp. 450.000 sedangkan untuk Kongres XI tahun 2007 ini yang diadakan di Jakarta untuk peserta yang tidak menginap dibebankan biaya sebesar Rp. 1.250.000 itu berarti biayanya hampir 3 kali lipat. Karena pertimbangan begitu dekatnya jarak antara Seminar Nasional di BALI dengan Kongres XI ini dan begitu mahalnya biaya yang dibebankan, maka banyak sponsor yang tidak bisa memberikan kontribusinya kepada radiografer sehingga banyak radiografer yang tidak bisa ikut karena seperti kita ketahui bersama, umumnya Peserta Seminar atau Kongres yang diadakan oleh PARI bisa diikuti oleh anggota atas Biaya Dinas atau Sponsor, jarang sekali ada yang berangkat atas biaya sendiri.
Saran saya adalah, buat agenda kegiatan PARI yang lingkupnya nasional hanya satu kali dalam setahun. Selain itu biaya yang dibebankan kepada peserta seharusnya jangan terlalu mahal, sehingga peserta banyak yang hadir.
Direktur ATRON (kiri) yang super sibuk
Demikian Reportase Komgres XI PARI, jika banyak kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan. Saya hanya melaporkan kegiatan ini kepada seluruh radiografer di Indonesia dan memberikan masukan buat kemajuan PARI mendatang. Mohon jangan ditanggapi kritik saya dengan emosi tapi coba pikirkan dengan hati yang bersih serta pikiran yang jernih. Semoga di masa mendatang PARI lebih maju dari sekarang.
Regards,
Nova Rahman