Setiap makhluk hidup di dunia ini sudah sewajarnya mengalami proses kelahiran lalu tumbuh menjadi anak yang lucu, kemudian menjadi remaja yang banyak tingkahnya. Proses berlanjut menjadi manusia dewasa yang mulai bisa memaknai hidup ini, selanjutnya menjadi orang tua yang selalu ingin pengalaman hidupnya dicontoh oleh generasi berikutnya, kemudian menjadi manusia yang tidak berdaya lalu datanglah kematian menjemputnya. Ketika banyak orang-orang yang memanggil saya dengan panggilan “Pak” (kecuali Mahasiswa saya yang memang sebuah penghormatan memanggil saya dengan sebutan itu), saya pun tersentak, berarti saya sudah mulai berada pada fase Getting Old (Menjadi Tua). Di fase ini, banyak hal yang mulai menurun secara grafik terutama yang berhubungan dengan fisik. Buat saya penurunan grafik secara fisik bukanlah hal yang begitu menakutkan, karena hal ini memang sudah sewajarnya berlaku seperti itu. Kendaraan saja jika sudah berusia di atas 20 tahun pasti sudah mulai banyak yang rusak dan harus diganti. Namun yang paling menakutkan buat saya untuk menjadi tua adalah di fase ini, selalu mempunyai keinginan agar orang muda berkaca dari pengalaman hidup sang orang tua bahkan cenderung egois dan memaksakan keadaan agar orang muda mengikuti cara hidupnya.
Menjadi tua merupakan sebuah fase yang menjadi indikator kesuksesan setiap manusia. Sukses biasanya di raih manakala manusia berada pada fase ini. Kata sukses pada fase ini bermakna pada banyak hal. Misalnya bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, bisa mempunyai rumah sendiri, bisa mempunyai kendaraan sendiri dan masih banyak lagi. Setiap orang yang menjadi tua, pasti punya sesuatu yang bisa diceritakan dan dibanggakan pada generasi berikutnya. Bahkan ada orang yang pada fase ini, selalu menceritakan bagaimana dia dulu bekerja begitu sangat keras hingga mendapatkan level sukses yang selalu ia banggakan ke orang muda. Orang tersebut sangat membenci orang muda yang tidak mau bekerja keras seperti dirinya dulu ketika waktu masih muda.
Disinilah letak ke-egois-an orang yang menjadi tua dan sukses. Ketika semua kesuksesan yang diraihnya hanya dinilai dari bagaimana cara dia mendapatkannya waktu ia masih muda dulu. Semua usaha untuk menjadi sukses buat orang muda haruslah mengikuti jalannya, apabila ada di generasi berikutnya yang tidak mengikuti jalannya maka dia akan berkata kalau si orang muda pasti tidak akan bisa meraih sukses seperti dirinya. Dari sinilah banyak orang tua yang memaksakan kehendak pada anaknya ketika anaknya hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Seorang dokter cenderung akan mengarahkan bahkan sedikit memaksa agar anaknya mengikuti jejaknya menjadi dokter. Seorang pengacara yang sukses biasanya juga akan seperti itu, begitu juga dengan artis dan profesi lainnya yang dianggap sebagai tambang uang.
Saya banyak menemukan hal ini di mahasiswa saya. Banyak mahasiswa saya yang kuliahnya malas-malasan ketika saya memanggilnya ke ruangan saya dan mulai melakukan pendekatan dari hati ke hati, ternyata mengatakan bahwa sebenarnya dia kuliah itu karena kehendak orang tuanya dan ada rasa tidak enak jika tidak menuruti keinginan orang tuanya.
Hal lain dari menjadi tua adalah setiap perkataannya ingin selalu di dengar oleh orang muda. Sang orang tua akan merasa bahwa pendapatnya lah yang selalu benar. Ketika orang muda ikut berpendapat, maka pendapat orang muda akan begitu mudahnya tidak dihiraukan, karena menganggap orang muda kurang punya pengalaman. Yang menggelitik saya adalah, orang-orang yang saat ini menjadi tua dengan begitu banyaknya pengalaman, saat muda dulu juga mendapat perlakuan yang sama pula yaitu banyak pendapatnya yang tidak di dengar. Sang orang tua yang saat itu muda begitu bencinya terhadap orang tua yang memberikan perlakuan tersebut. Tapi anehnya seolah-olah dia lupa, kini saat dia menjadi tua, hal tersebut dilakukannya kepada orang muda. Ini berarti bahwa kebanyakan dari manusia itu memang egosentris, saat dia berada di luar dia ingin yang di dalam ikut mendengarkan pendapatnya, tetapi saat dia berada di dalam, dia tidak ingin mendengar pendapat yang diluar, meskipun dulu dia asalnya berada di luar.
Itulah sebenarnya yang saya takutkan saat menjadi tua. Takut jika saya lupa pada asal saya sebenarnya, posisi saya sebelumnya. Takut menjadi egois, ingin menang sendiri dan tidak mau mendengarkan pendapat yang lebih muda. Takut merasa selalu hebat, selalu benar, merasa kalau kesuksesan itu bisa ditempuh jika mengikuti jejaknya secara utuh. Padahal jalan sukses setiap orang tidak harus sama perjalanannya. Jika ada orang yang ingin ke Denpasar Bali, dia bisa naik pesawat langsung ke Denpasar, dia bisa naik kapal laut, dia bisa melalui jalan darat baik naik bis, mobil pribadi, sepeda motor, atau bahkan jalan kaki, semuanya bisa sampai ke Denpasar Bali.
Mudah-mudahan Tuhan memberikan saya kekuatan untuk menjadi orang tua dengan spirit milik orang muda...
Regards,
Nova
BERITA HARI INI, Powered By METRO TV
Getting Old
Diposting oleh Nova Rahman Jam 12:35
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
wah..udah lama nih,saya gak sowan,tapi begitu kemarin saya nengok ke halamanya "pak" Nova, saya melihat seorang "getting old" duduk diteras sedang "termehek-mehek" mungkin memikirkan tua itu "akhirnya datang juga". Saya yakin pak Nova sering mendengar ungkapan bahwa "hidup dimulai usia 40". disini penekananya pada kata dimulai, artinya pada usia 40 dimulailah kehidupan baru, mulai rajin sholat,mulai rajin ke masjid mulai bisa menahan diri,dsb. beda dengan usia dibawah 40 yang masih menganut faham "maju tak gentar membela yang punya uang". jadi semakin seseorang bertambah umurnya,semakinlah dia menyadari betapa dia mesti lebih banyak menundukan kepalanya. sehingga matanya tidak tertuju keatas untuk mendongak, melainkan melihat kebawah kearah hati. waduh..jadi nyeramahin nih! kayak ustad UJE.. eh AJE. Habis bakat terpendam sih, apalagi ramadhan gini,bawaanya pengen nyeramahin orang aja... maksud loh?. Jadi menjadi tua itu sudah hukum alam, lahir,tumbuh,tua lalu mati. dengan hukum itu alam berjanji pada Tuhan; jika hutan digunduli,air tidak meresap kedalam tanah,jika lingkungan dirusak maka bencana akan merangsek. Jadi dengan hukum itu, Tuhan memberi manusia begitu banyak pilihan. Mau jadi baik atau jahat,jadi sukses atau gagal,mau belok kiri atau kanan. Tapi tentu Ending-nya menjadi orang tua yang "Tut Wuri Handayani" bukan "tua-tua keladi" makin tua, makin jauh dari ngaji. Ok pak Nova suskses selalu.
Pak Nova masih Muda kok, buktinya masih semangat menulis dan berbagi pengalaman, juga masih sudi menerima masukan lewat email dan milis.
Menjadi tua adalah mutlak, menjadi dewasa adalah pilihan, tergantung bagaimana menyikapinya, begitu kira-kira semboyan saya.
Btw kalau sudah sampai Denpasar kontak ya pak, kita ketemuan hehe :)
Posting Komentar