BERITA HARI INI, Powered By METRO TV

POLISI TANGKAP MOHZAHRI, PEMILIK RUMAH YANG DIHUNI TERORIS *** MASYARAKAT MENYAKSIKAN PENGEPUNGAN TERORIS DARI JARAK SEKITAR 200 METER *** SUASANA DI DESA BEJI, KEDU, TEMANGGUNG MASIH MENCEKAM *** MABES POLRI BELUM BISA PASTIKAN YANG DI DALAM RUMAH ITU NOORDIN M TOP *** RATUSAN WARGA DIGIRING POLISI MENJAUH DARI LOKASI BAKU TEMBAK *** LIMA TRUK POLISI DAN MOBIL PENJINAK BOM DIDATANGKAN DI DESA BEJI, KEDU, TEMANGGUNG *** HINGGA MALAM INI MASIH TERJADI BAKU TEMBAK DI DESA BEJI, KEDU, TEMANGGUNG *** DIDUGA ADA LIMA TERORIS DI DALAM RUMAH YANG DIKEPUNG DENSUS 88 *** TATAK ADALAH ANAK MOHZAHRI, PEMILIK RUMAH YANG DIGEREBEK, GURU AGAMA DI SMP MUHAMMADIYAH, KEDU *** ARIS DAN INDRA ADALAH SEPUPU TATAK, YANG JUGA DITANGKAP DENSUS 88 PADA TIGA TAHUN LALU *** TIGA TENTARA NATO TEWAS DI AFGHANISTAN *** KANADA TETAP KELUAR DARI AFGHANISTAN PADA 2011 *** JALAN SUDIRMAN DAN JALAN THAMRIN, JAKARTA, AKAN DITUTUP PADA MINGGU (9/8), PUKUL 05.00 - 10.00 WIB *** KETUA KPU: PUTUSAN MK PERKUAT PERATURAN KPU *** KASUS POSITIF FLU BABI DI 21 PROVINSI DI INDONESIA MENCAPAI 691 ORANG, 3 MENINGGAL *** DUA PASIEN FLU BABI DIRUJUK KE RSUD SOSODORO DJATIKOESOEMO, BOJONEGORO, JATIM *** TIMOR LESTE USUL BANGUN LEMBAGA ADAT PERBATASAN *** BI AKAN GANDENG LPPI ATASI MASALAH SDM PERBANKAN SYARIAH *** DUA WARGA DITANGKAP DI RUMAH TATAK, USAI BAKU TEMBAK DI DESA BEJI, KEDU, TEMANGGUNG *** TERJADI BAKU TEMBAK ANTARA TERORIS DAN POLISI DI DESA BEJI, KEC. KEDU, TEMANNGGUNG, JATENG, PUKUL 16.00 WIB *** KEJAGUNG: SIDANG PRITA JALAN TERUS MESKI TERJADI PERDAMAIAN *** PEMERINTAH TETAPKAN 3 HARI, JUMLAH MAKSIMAL HARI LIBUR NASIONAL DAN CUTI BERSAMA 2010 *** POLRI BELUM BERSEDIA SEBUTKAN NAMA 4 SAKSI DUGAAN SUAP KPK *** POLRES KUDUS: 720 RIBU PITA CUKAI ROKOK PALSU DARI JAKARTA SEMPAT DIEDARKAN *** LUMAJANG, JATIM, BERSIAGA HADAPI LETUSAN SEMERU YANG KINI STATUSNYA WASPADA *** POLDA JATIM TERBITKAN SP3 KASUS LAPINDO *** PEMERINTAH SIAPKAN PERPRES BARU TENTANG LAPINDO *** KEJAKSAAN LIMPAHKAN BERKAS PERKARA 5 TERSANGKA PEMBUNUHAN NASRUDIN KE PN TANGERANG *** PRESIDEN DIPASTIKAN AJUKAN CALON GUBERNUR BI KEPADA DPR PERIODE 2004-2009 *** BI: PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II LEBIH RENDAH *** DEPKEU TARGETKAN INVENTARISASI ASET NEGARA SELESAI AKHIR 2009 *** PEMERINTAH JAMIN TARIF LISTRIK 2010 TIDAK NAIK *** BI PERKIRAKAN HINGGA AKHIR TAHUN RUPIAH TETAP MENGUAT *** INDEKS STRAITS TIMES DITUTUP TURUN 52,15 POIN KE POSISI 2.549,35 *** MK KABULKAN SEBAGIAN PERMOHONAN UJI MATERI PASAL 205 AYAT 4 UU NO. 10/2008 TENTANG PEMILU LEGISLATIF *** DEPBUDPAR RENCANAKAN PERGELARAN SENI MENGENANG WS RENDRA *** INVESTASI JALAN KA LUBUKLINGGAU-TALA MENCAPAI RP 11,271 TRILIUN *** BMKG: SEPTEMBER KALBAR BARU DIGUYUR HUJAN *** KAJATI MALUT, BURHANUDDIN: SEJAK JANUARI-JULI 2009 SELURUH KEJAKSAAN MALUT SIDIK 17 KASUS DUGAAN KORUPSI YANG RUGIKAN NEGARA RP 60 MILIAR, BARU RP 32 MILIAR UANG NEGARA DISELAMATKAN *** IHSG DITUTUP TURUN 10,84 POIN KE POSISI 2.349,13 *** 99 SISWA SMU DARI BERBAGAI DAERAH IKUTI PROGRAM PERTUKARAN KE AS *** MENHUT BELUM BERSEDIA KELUARKAN IZIN PINJAM PAKAI HUTAN UNTUK NEWMONT *** KETUA KPU KRITIK BAWASLU YANG DINILAI MENIMPAKAN SEMUA PERSOALAN KE KPU *** KEJAGUNG TERUS KAJI UPAYA HUKUM SELANJUTNYA ATAS PUTUSAN YANG MEMBEBASKAN MUCHDI PR

Welcome Ramadhan

Dalam rangka membersihkan hati kita semua supaya kita bisa menjalankan Ibadah di Bulan Ramadhan dengan keadaan yang bersih dan khusyu, maka saya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pengunjung blog yang setia. Semoga Ibadah kita tahun ini mendapatkan kemenangan yang gemilang

regards,

nova



Baca Selengkapnya...

New Generation

Hari ini saya berkesempatan memberikan materi pada acara Orientasi Pengenalan Kampus di ATRO Nusantara Jakarta, kebetulan tanggal 25-26 Agustus yang lalu saya menghadiri Sounding Draft Buku Ajar Mata Kuliah Fisika Radiasi di Cisarua, Bogor, yang di adakan oleh Pusdiknakes, ya mumpung lagi berada di kota asal saya, ngga ada salahnya kan silaturahmi ke temen-temen, kebetulan Direktur ATRO Nusantara Jakarta ini kan temen seperjuangan saya dulu (saya dulu di ATRO Nusantara Jakarta berdinas selama kurang lebih 8 tahun), jadi saya diminta untuk hadir disana…..

Pada saat mengisi materi tersebut, saya melihat calon-calon radiografer yang baru saja masuk. Saat melihat mereka saya teringat 13 tahun yang lalu saat saya baru saja masuk ATRO Dep.Kes Jakarta. Saya yakin apa yang saya pikirkan 13 tahun yang lalu pasti sama apa yang dalam pikiran mereka sekarang. Mereka belum jelas betul apa itu ATRO, apa aja yang dipelajari di ATRO dan dimana mereka bekerja jika sudah lulus nanti.

Pikiran seperti itu ternyata saat ini dimiliki oleh para calon radiografer yang saat ini baru memasuki masa awal perkulihan yang jumlahnya sekitar 15 institusi ATRO (untuk informasi aja, bahwa saat ini sudah ada 15 ATRO di seluruh Indonesia, 2 negeri dan sisanya swasta). Sampai saat ini, dengan 15 ATRO se-Indonesia, berarti akan ada pekerjaan besar buat kami yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. Bukan cuma itu sebenarnya, kami juga harus memikirkan sistem terbaik untuk mereka, sehingga mereka mendapatkan pendidikan yang layak sehingga mereka lulus nanti akan menjadi partner kita yang qualified.

Saya sadar betul, kebutuhan tenaga radiografer di Indonesia akan terbantu untuk terpenuhi dengan berdirinya banyak Institusi ATRO baru di Indonesia, tetapi ini bukan berarti kita mengelola Institusi ATRO ini dengan seenaknya saja, tanpa memikirkan bagaimana program dan sistem terbaik untuk mereka, sehingga tidak terbentuk sebuah well education dalam sebuah Institusi Pendidikan. Ingat ini tanggung jawab kita bersama, karena suatu saat kita akan digantikan oleh mereka, tentunya kita ingin kualitas radiografer pengganti kita-kita yang sekarang ini, lebih baik dari mereka seiring dengan perkembangan teknologi yang akan mereka hadapi.

Untuk menciptakan hal ini, Institusi Pendidikan haruslah memiliki SDM yang handal serta sarana dan prasarana yang menunjang. Ada beberapa Institusi ATRO yang saya tahu persis, tidak memiliki Laboratorium Radiografi di kampusnya sendiri. Ada juga mahasiswa-mahasiswa di beberapa ATRO saat kuliah yang berhubungan dengan radiologi, diajar oleh dosen yang sama sekali tidak memiliki latar belakang ATRO atau radiologi karena kepentingan yayasan. Sekarang bagaimana bisa terwujud sebuah pendidikan yang berkualitas jika hal-hal seperti di atas masih berjalan sampai saat ini.

Teman-teman yang di Pelayanan, tidak kalah penting peranannya dalam menciptakan radiografer muda yang berkualitas. Teman-teman di Pelayanan, harus memberikan sebuah pengetahuan dan pengembangan keterampilan, saat junior-junior kita ini melakukan PKL di tempat teman-teman bekerja, tanpa memandang itu dari ATRO mana. Terkadang kita sebagai senior di tempat bekerja, tidak membimbing mahasiswa dengan baik, malah cenderung senang jika ada anak ATRO yang PKL, kemudian langsung pergi dari ruangan mencari kesibukan lain karena berpikir kan sudah ada anak ATRO yang mengerjakan pekerjaannya. Kita harus sadar bahwa jika dulu kita tidak dibimbing dengan baik oleh senior kita sebelumnya, tidak mungkin kita bisa menjadi seperti saat ini. Sebagai balas budi terhadap senior kita yang membimbing kita dulu, maka bimbinglah junior kita dengan sebaik-baiknya.

Tetapi teman-teman radiografer se-Indonesia jangan dulu berpikir, wah kalau begini ditutup saja ATRO-ATRO swasta di Indonesia, biar cuma ada yang negeri saja, biar lulusannya berkualitas. Saya banyak juga mendapatkan pemikiran seperti itu, apalagi saat saya mau pindah ke ATRO di Padang. Jika ada teman-teman radiografer yang berpikir bahwa kalau tidak ada ATRO swasta maka radiografer di Indonesia bisa berkualitas, maka jawabannya jelas SALAH….. Justru kita akan semakin memperburuk pelayanan radiologi di Indonesia. Sampai saat ini, bahkan dengan banyaknya ATRO di Indonesia, masih banyak pelayanan radiologi di Indonesia yang dilakukan oleh orang-orang yang hanya ikut pelatihan selama 3 bulan (operator), padahal dalam Permenkes 357 tentang SIR dan SIKR jelas mengatakan bahwa pelayanan radiologi hanya boleh dilakukan oleh radiografer dan radiografer itu minimal lulusan D-III. Ini semua karena tenaga radiografer di Indonesia masih kurang.. Teman-teman bisa membayangkan sendiri bagaimana jadinya pelayanan radiologi di Indonesia, jika cuma ada 2 ATRO di Indonesia. Bisa-bisa pelayanan radiologi dilakukan oleh orang yang tidak mengerti Proteksi Radiasi, orang yang tidak tahu bagaimana seharusnya membuat Comparation Radiograph (foto perbandingan untuk kasus-kasus seperti Congenital), orang yang tidak tahu berapa waktu optimum pencucian di developer untuk pencucian manual dan sebagainya. Nah kan lebih parah kalau begitu.

Saya mendengar dari teman yang pulang dari Jepang beberapa tahun yang lalu, Jepang saat itu telah memiliki Institusi ATRO sebanyak 35, padahal wilayah pelayanan radiologi di Jepang jelas kalah luas dengan Indonesia. Artinya ATRO di Indonesia masih bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas dan lulusannya masih punya banyak tempat untuk bekerja. Mengenai maraknya berdiri ATRO-ATRO baru biarkan saja, nanti kan ada seleksi alam, ATRO yang tidak memilki manajemen, sistem pendidikan dan program yang bagus, tentu lambat laun akan di tinggal oleh masyarakat dan akhirnya tutup sendiri (sudah ada 1 ATRO yang tutup dan beberapa yang mulai kekurangan mahasiswa).

Jadi sekali lagi, mari kita bantu sepenuhnya proses pendidikan ATRO di Indonesia dengan segala kemampuan yang kita miliki, karena suatu saat mereka akan menjadi pengganti kita dengan kemampuan yang bisa dihandalkan. Adalah sebuah kebanggan buat kita jika lahir sebuah Generasi Baru yang berkualitas dan kita termasuk orang-orang yang ikut andil menciptakan Generasi Baru tersebut.

regards,

nova


Baca Selengkapnya...

Belajar Lagi Yuk.... Teknik Radiografi - Ankle Mortise View

Postingan kali ini merupakan saran dari Sdr Budi, yang menyarankan untuk dibahas mengenai Teknik Radiografi Ankle Joint yang memperlihatkan Mortise View (yang menurut Sdr. Budi jarang didengar dan menurut Sdr. Putu ngga diajarin teorinya dulu). Mau tahu Teknik Radiografinya....

Ankle Joint

Ankle Joint (pergelangan kaki) merupakan persendian yang paling sering mengalami cidera pada orang dewasa. Penentuan bagaimana penanganannya biasanya hanya berdasarkan pemeriksaan klinis dan interpretasi dari foto rontgen.

Anatomi Fisiologi

Stabilitas pada mortise ankle beergantung pada struktur tulang-tulang dan ligamen. Persendian utama berada diantara talus dan cekungan tibia. Talus yang berbentuk seperti pelana kuda sangat pas kedudukannya dengan cekungan tibia dan benturan kecil saja pada keharmonisan dari tibiotalar joint ini akan mengurangi contact area dan akan membebani articular cartilago yang akan menyebabkan arthrosis.

Pada sisi medial talotibial joint di topang dengan kuat oleh medial malleolus dan ligamen medial collateral, yang lebih kuat dari ligamen di sisi lateralnya. Pada sisi lateral terdapat penopang fleksibel yang dibentuk oleh lateral complex yang terdiri dari fibula, syndesmosis dan lateral Collateral bands.



Syndesmosis merupakan serat pengubung antara tibia dan fibula yang dibentuk oleh ligamen tibiofibular anterior dan posterior yang letaknya setinggi cekungan tibia dan ligamen intraosseus yang tebal, berada di bawah membran intraosseus dan terletak 2 cm di atas cekungan tibia dimana ruang kecil bagian superior dari persendian berakhir.
Ligamen tibiofibula anterior dan posterior sering sebut sebagai syndesmosis anterior dan posterior. Ligamen lateral collateral menghubungkan distal fibula dengan talus dan calcaneus. Fleksibilitas dari lateral complex membuat talus dan fibula bergerak dan berputar selama pergerakan normal dari ankle. Pergerakan fibula ini pada syndesmosis merupakan bagian penting dari fungsi normal ankle.

Teknik Radiografi

Proyeksi yang sering digunakan pada pemeriksaan ankle joint adalah AP dan Lateral. Namun untuk memperjelas gambaran radiograf dari ankle khususnya proyeksi AP digunakan proyeksi yang disebut dengan Mortise View. Berikut adalah Teknik Radiografi dari masing-masing proyeksi tersebut.

Proyeksi AP (Kaset ukuran 18x24 Cm, tanpa Grid)

Posisi Pasien

Pasien diminta untuk supine di atas meja pemeriksaan. Untuk pemeriksaan ankle joint ini tidak disarankan diambil posisi pasien erect. Hal ini dikarenakan klinis-klinis yang membawa seseorang di foto ankle joint nya biasanya adalah kasus cidera pada ankle joint yang menyebabkan fraktur, dislokasi maupun ruptur pada ligamen. Jadi posisi pasien yang erect dikhawatirkan akan menambah rasa sakit pada pasien.





Posisi Objek

Bagian pertengahan ankle diposisikan pada pertengahan kaset dengan jari-jari kaki menghadap ke atas. Untuk proyeksi AP ini, kaki tidak dirotasikan kemana pun, jadi minta pasien untuk menahan posisi jari-jari kaki menghadap ke atas ini selama pemeriksaan berlangsung.










Central Ray (CR) dan Central Point (CP)

CR diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset dengan CP pada pertengahan dari kedua malleolus (medial dan lateral malleolus). Malleolus adalah bagian yang terasa menonjol pada bagian samping dari ankle joint. Medial malleolus merupakan tonjolan yang bisa terasa pada sisi bagian dalam ankle joint yang merupakan milik dari os Tibia sedangkan Lateral malleolus merupakan tonjolan yang bisa terasa pada sisi bagian luar ankle joint yang merupakan milik dari os Fibula.





Kriteria Gambaran

- Tampak Ankle Joint pada proyeksi AP, tanpa mengalami rotasi

- Tampak kira-kira 1/3 distal dari Os Tibia dan Fibula

- Tampak Os Tibia bagian lateral overlap dengan Os Fibula

- Ossa Pedis tidak begitu jelas terlihat, hanya talus yang jelas terlihat






Proyeksi Lateral

Posisi Pasien

Pasien diposisikan duduk di atas meja pemeriksaan dengan kedua tungkai kaki diluruskan.


Posisi Objek

Tungkai kaki dari ankle joint yang akan diperiksa dirotasikan lateral sesuai dengan bagian mana yang terasa sakit. Jika bagian medial yang sakit, maka rotasikan kaki sehingga bagian medial menempel pada kaset, begitu sebaliknya. Bagian tungkai kaki yang tidak diperiksa, difleksikan sehingga menjauhi ankle joint yang akan diperiksa. Kedua lengan tangan menempel pada meja pemeriksaan. Ini semua dimaksudkan agar pasien merasa nyaman dengan posisi ini.

Central Ray (CR) dan Central Point (CP)

CR diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset. Pada proyeksi mediolateral (sinar lebih dulu mengenai sisi medial) maka CP pada Medial Malleolus, kemudian pada proyeksi lateromedial (sinar lebih dulu mengenai sisi lateral) maka CP pada Lateral Malleolus.



Kriteria Gambaran

- Tampak gambaran dari ankle joint proyeksi lateral

- Tampak Os Tibia dan Fibula Overlap pada bagian distalnya

- Tampak Calcanus pada proyeksi lateral

- Tampak space antara talus dengan tibia dan fibula (talo-tibiafibular joint)





Proyeksi Mortise View

Posisi Pasien

Sama seperti proyeksi AP, pasien pada proyeksi mortise view diminta untuk supine di atas meja pemeriksaan.

Posisi Objek

Bagian pertengahan ankle diposisikan pada pertengahan kaset kemudian kaki di rotasikan ke arah dalam (endorotasi) sebesar 15 derajat. Hal ini dimaksudkan supaya ketinggian lateral malleolus sejajar dengan medial malleolus (dalam keadaan kaki lurus tanpa rotasi, lateral malleolus lebih rendah dibandingkan dengan medial malleolus), sehingga nantinya akan memperlihatkan dengan jelas kedua space persendian baik lateral maupun medial.







Central Ray (CR) dan Central Point (CP)

CR diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset dan CP nya pada pertengahan kedua malleolus.



Kriteria Gambaran
- Tampak kedua space persendian baik lateral maupun medial jelas terlihat, tanpa mengalami overlap terutama pada lateral malleolus

- Tampak 1/3 distal dari os tibia dan os fibula

- Tampak ossa tarsalia mengalami overlap satu sama lain, karena posisi oblique akibat endorotasi







Perbandingan foto antara foto ankle joint proyeksi AP dengan Mortise View



Pada perbandingan foto di atas dapat dilihat bahwa foto ankle joint proyeksi AP mengalami overlap pada daerah lateral malleolus. Pada foto proyeksi mortise view, tampak dengan jelas space dari persendian di ankle joint pada sisi medial dan sisi lateral.



Interpretasi Radiograf dari Beberapa Kasus Pada Foto Ankle Joint

Pada foto disamping, tampak fraktur pada medial malleolus. Fraktur jenis ini dapat disebut dengan avulsion fraktur. Dari letak fraktur yang berada di medial malleolus meng-indikasikan bahwa saat terjadi cidera, kaki berada pada posisi pronasi. Oleh karena itu cidera seperti ini disebut dengan pronation exorotation injury (PER) tingkat 1 atau lebih.


Pada foto disamping, tampak fraktur transversal yang memanjang dari lateral malleolus sampai ke talus (lihat panah)









Pada foto disamping, tampak erjadi dislokasi pada ankle joint akibat fraktur pada kedua malleolus. Lateral malleolus terdorong dari anterior ke posterior. Fraktur dimulai dari ankle joint dan terus ke arah proximal.




Demikian belajar teknik radiografi Ankle Jointnya, lain kali kita sambung ya dengan tema yang lain lagi, buat teman-teman yang ingin download artikel ini dalam bentuk PDF yang sudah rapih, silahkan download disini


Baca Selengkapnya...

63 TAHUN INDONESIA MERDEKA

Hari ini Bangsa Indonesia memperingati 63 Tahun kemerdekaannya. 63 Tahun bukanlah usia yang muda lagi, Indonesia harus banyak berbenah dengan usianya yang sekarang... Dirgahayu Republik Indonesia

regards,

nova



Baca Selengkapnya...

Belajar Baca Foto Thorax Yuk....

Siapa radiografer yang ngga pernah bikin foto thorax, saya yakin semua pernah khan... tapi apa semua radiografer bisa baca foto thorax? jawabannya mungkin ngga semua bisa, masalahnya Ilmu membaca foto ini dipelajari oleh Dokter Ahli Radiologi (Radiolog), tapi itu bukan berarti radiografer ngga harus tahu, justru harus tahu kan... nah pada kesempatan ini saya akan mencoba untuk mengajak semua radiografer untuk belajar bersama (saya juga mash belajar) untuk membaca foto thorax, terutama foto thorax yang memberikan gambaran hitam pada paru, mau tahu.....

Teman-teman mungkin sudah banyak yang tahu kalo membaca foto thorax yang memberikan beberapa warna putih. Tapi untuk foto thorax yang memberikan warna hitam sepertinya agak sulit di analisa, karena memang dasarnya gambaran paru-paru itu memang hitam (lucent). Nah mari kita mulai belajarnya...

Gambaran Hitam Pada Paru-Paru
Gambaran Hitam pada paru-paru bisa disebabkan beberapa diagnosa berikut yaitu :
1. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
2. Pneumothorax
3. Tension Pneumothorax
4. Pulmonary Embolus
Untuk lebih jelasnya bagaimana bentuk gambaran hitam pada paru-paru dari masing-masing diagnosa diatas, mari kita lihat satu persatu.

1. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)



Ini adalah Foto Thorax dengan pasien COPD. Kedua lapangan paru terlihat lebih hitam dan lebih besar secara volume dibandingkan dengan gambaran normal. Hemidiafragma terlihat rata dan pada bagian tengah dan terdapat bullae di bagian tengah paru. Lebih sedikit pembuluh darah yang terlihat secara peripheral terutama di bagian atas dan tengah, tetapi arteri pulmonari terlihat besar di pertengahan, menandakan adanya perkembangan hipertensi arterial pulmonari lanjutan.

Jika kita mau menentukan penyebab adanya bayangan hitam pada kedua lapangan paru, maka yang perlu kita perhatikan adalah :

Perhatikan masalah daya tembus. Lihat pada corpus vertebrae yang berada di belakang jantung. Ingat bahwa sinar-x yang daya tembusnya besar akan memberikan gambaran corpus vertebrae lebih keras di belakang bayangan jantung. Jika corpus vertebrae tersebut terlihat sangat jelas, maka ini berarti daya tembus sinar-x terlalu tinggi. Hal ini akan menyebabkan gambaran paru terlihat hitam. Jika ini terjadi maka COPD tidak bisa dinilai karena penyebab gambaran paru terlihat hitam bukan karena penyakit tetapi karena over expose.

Namun jika kita merasa bahwa faktor eksposi yang kita gunakan sudah tepat, maka penyebab gambaran hitam pada kedua lapangan paru kebanyakan adalah karena COPD. COPD ditandai dengan pembesaran paru-paru yang disebabkan karena adanya udara yang terjebak dan berkembangnya bullae (bullae adalah istilah medis untuk gelembung yang dilapisi oleh kulit dan didalamnya terpat udara atau cairan). Untuk memastikan bahwa ini COPD maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Hitung jumlah costae yang telihat secara anterior. Jika paru-paru membesar, maka kita dapat menghitung costae lebih dari tujuh. Hati-hati dalam perhitungan ini, sebab kadang-kadang pada pasien normal, kita juga dapat menghitung costae lebih dari tujuh.

2. Lihat bentuk diafragma. Pada kasus COPD diafragma terlihat flat bahkan kadang-kadang membuka ke atas. Hal ini lebih memudahkan dalam penandaan adanya hiper ekspansi daripada menghitung jumlah costae.

3. Lihat bentuk dari jantung. Thorax yang mengalami pelebaran pada kasus COPD akan membuat sinar-x menjadikan jantung menjadi elongasi dan terlihat mengecil, terangkat dari batas bawahnya.

4. Lihat Bullae. Terdapat daerah hitam yang jelas pada paru-paru biasanya terlihat melingkar, dikelilingi oleh bayangan garis rambut. Bullae menekan paru-paru normal dan menyimpangkan pembuluh-pembuluh darah yang berada disekeliling paru-paru jadi untuk melihat bullae ini cari daerah yang terdapat penyimpangan pembuluh darah, biasanya di situ terdapat bullae.

5. Lihat tanda-tanda paru. Paru-paru yang hitam karena COPD biasanya diiringi oleh menurunnya tanda-tanda paru. Penurunan tanda-tanda paru ini terjadi pada kedua lapangan paru (bilateral) dan menyebar secara lurus mulai dari hilum yang menjadi pendek dan tebal hingga ke peripheral.

2. Pneumothorax



Pasien di atas mengalami pneumothorax pada sisi sebelah kiri dengan kolaps sebagian pada paru kiri. Lapangan paru luar terlihat hitam. Dapat kita lihat ujung paru yang berwarna hitam (tanda panah).

Penyebab Pneumothorax :
- Spontanitas (tiba-tiba saja terjadi)
- Latrogenic/Trauma misalnya benturan pada pleura, biopsi pada transbronchialis, pemasukan garis vena pusat, ventilasi mekanis.
- Penyakit paru obstruktif misalnya asma, COPD
- Infeksi misalnya pneumonia, tuberculosis
- Cystic fibrosis
- Connective tissue disorders misalnya Marfan’s , Ehler-Danlas

Jika kita melihat adanya gambaran hitam pada paru yang unilateral (hanya pada satu sisi paru saja) maka yang perlu kita perhatikan adalah :

1. Perhatikan kualitas film. Film yang memilki basic fog tidak merata akan menyebabkan film terlihat hitam sebagian.

2. Tentukan sisi mana yang mengalami kelainan. Hal ini biasanya mudah ditentukan dimana sisi yang mengalami pengurangan tanda-tanda paru merupakan sisi yang mengalami kelainan.

Sekarang kita harus menentukan penyebab kehitaman terjadi. Tanda-tanda paru sebenarnya merupakan pembuluh darah dan tidak adanya tanda-tanda paru menyebabkan paru-paru terlihat hitam. Gambaran pembuluh darah akan hilang jika paru ditutupi oleh udara yang akan terjadi bersamaan dengan pneumothorax, bullous atau cystis lung disease (penyakit paru cystis) atau jika pembuluh darah kekurangan darah sebagaimana terjadi pada emboli pulmonari. Lalu untuk membedakan antara pneumothrax, bullous/cyst dan emboli pulmonari, maka harus diperhatikan :

1. Lihat ujung paru. Pada pneumothorax kita dapat melihat ujung dari paru terlihat tidak normal. Perhatikan lebih seksama bagian atas, dimana udara akan terakumulasi pertama kali. Mata kita terlatih untuk melihat garis horisontal lebih baik dibandingkan dengan melihat garis vertikal sehingga kadang-kadang lebih mudah mendeteksi ujung paru apabila foto thorax tersebut diputar sehingga ujung paru berada di atas dan dibawah bukan di kanan dan di kiri.

2. Lihat Mediastinum. Mediastinum yang tampak, bergeser dari paru yang berwarna hitam, menandakan berkembangnya tension pneumothorax. Ini merupakan emergensi medis dan kita harus dengan segera memeriksa kembali pasien tersebut.

3. Lihat sisa paru yang ada. Bullous disease tampak berkurang jika sisa paru yang ada tampak normal.

4. Perbedaan antara pneumothorax dan bullae bisa sangat sulit dan seringkali tidak mungkin. Lihat lagi dengan seksama tanda-tanda paru. Jika kita melihat tanda-tanda paru tadi menyilang di atas daerah paru yang berwarna hitam, maka kemungkinan kita sedang melihat bullae. Jika kita melihat tanda-tanda paru mulai dari peripheral sampai daerah paru yang berawarna hitam, maka itu juga kemungkinannya adalah bullae.

5. Minta pasien untuk melakukan ekspirasi saat foto thorax diambil. Pada umumnya Thorax akan terlihat lebih kecil saat ekspirasi, namun pada pneumothorax, thorax terlihat lebih besar saat ekspirasi.

3. Tension Pneumothorax




Pasangan foto thorax diatas menunjukkan adanya potensi kondisi yang fatal dari tension pneumothorax (pneumothorax yang disebabkan karena adanya penekanan). Pada Foto Inspirasi, paru kanan semuanya kolaps, tetapi mediastinum berada ditengah. Pada Foto Ekspirasi, udara terjebak di hemithorax kanan di bawah tekanan positif, jantung dan paru kiri tertekan ke arah kiri. Vena balik jantung mengalami obstruksi dengan potensi hasil yang fatal jika cavum pleura tidak segera dikeringkan.

Jika kita mencurigai adanya pneumothorax sebagai penyebab gambaran hitam pada lapangan paru, kita harus memperhatikan dengan baik apakah gambaran hitam tersebut berada dibawah tekanan sebagaimana halnya emergensi medis. Jika memungkinkan lihat pd film ekspirasi dan :

1. Lihat ukuran kehitaman paru. Pada tension pneumothorax paru-paru yang berwarna hitam biasanya sangat besar.

2. Lihat posisi mediastinum. Pada tension pneumothorax mediastinum akan bergeser dari paru yang mengalami tension pneumothorax.

3. Lihat bentuk mediastinum. Lihat pada ujung dari paru yang berwarna hitam. Jika dia cekung ke arah yang berwarna hitam, maka dicurigai adanya tension pneumothorax.

4. Selalu ingat pada pasien. Tension Pneumothorax bisa berkembang kapan saja dan jika pasien tiba-tiba mengalami stres, maka gambaran tension pneumothorax bisa hilang saat diambil foto thorax pada kondisi stres ini, padahal pasiennya masih memiliki tension pneumothorax.

4. Pulmonary Embolus (PE)



Foto thorax di atas diambil dari pasien yang mengalami pembesaran pulmonary embolus akut. Perhatikan dengan baik pada daerah kanan atas. Mendadak muncul fissura horisontal dimana daerah tersebut terlihat lebih hitam dibandingkan dengan bagian kiri pada tinggi yang sama (tanda panah). Ini merupakan Westermark’s sign dari perfusi yang berkurang pada daerah paru yang mengindikasikan bahwa arteri pada daerah ini mengandung gumpalan besar. Perhatikan juga daerah konsolidasi dibawah fissura horisontal, merupakan titik kecil dari infarksi.

Ingatlah untuk selalu memeriksa kualitas film yang digunakan. Hal ini menjadi penting sebab perubahan densitas yang diakibatkan oleh pulmonary emboli sulit dibedakan dengan perubahan densitas yang diakibatkan tidak sempurnanya pengambilan foto. Jika kita mencurigai adanya PE sebagai penyebab kehitaman pada paru-paru, maka kita harus :

1. Periksa tanda-tanda yang dihasilkan oleh COPD maupun pneumothorax. Kita harus memisahkan kehitaman yang dihasilkan karena kedua diagnosa tadi.

2. Tentukan apakah daerah paru yang mengalami penghitaman itu melingkar dan tidak tersebar luas. Embolus di dalam arteri pulmonalis hanya akan memberikan efek pada bagian-bagian yang disuplai oleh arteri dan tidak menyebabkan hal lainnya. Sangat mungkin jika terjadi emboli pada daerah yang sangat luas, akan terjadi gambaran hitam pada keseluruhan lapangan paru, namun jika hal ini terjadi lupakan pemeriksaan sinar-x, karena dalam keadaan seperti ini, pasien berada pada posisi yang sangat berbahaya, dekat dengan kematian.

3. Lihat sisa dari paru. Perfusi yang rendah (under perfusion) pada daerah yang mengalami pulmonary emboli akan menyebabkan perfusi yang tinggi (over perfusion) pada bagian paru yang lain dan akan meningkatkan densitas pada bayangan vascular. Akan sangat membantu jika dibandingkan dengan foto sebelumnya yang pernah dibuat.

4. Perhatikan arteri pulmonari dan bayangan jantung. Sebuah pulmonary emboli akut akan menyebabkan dilatasi pada arteri pulmonari terutama pada ventrikel dan atrium kanan. Arteri pulmonari akan bertambah besar dan bisa menyebabkan pembesaran juga pada bayangan jantung.

5. PE merupakan hal yang jarang yang menyebabkan paru-paru berwarna hitam dan biasanya diikuti dengan perubahan pada infarksi yang akan dijelaskan lebih lanjut, atau bisa juga tidakmenyebabkan perubahan apapun. Maka, kecuali pasiennnya berada pada kondisi yang tidak baik, pikirkan kembali mengenai penyebab lain mengapa paru-paru berwarna hitam karena penyebab lain tersebut jauh lebih mungkin sebagai penyebab paru-paru berwarna hitam.

Perubahan Infarksi
Meskipun PE menyebabkan paru-paru berwarna hitam biasanya kita akan melihat bahwa PE menyebabkan perubahan infarksi, mengarahkan kita pada hemoragic atau nekrosis paru. Ini akan menyebabkan perubahan pada foto sebagai berikut :
- Hemidiafragma yang meningkat
- Kolaps dan linier alectasis
- Effusi Pleura
- Bayangan yang bertingkat

Nah demikian belajar bersamanya mengenai baca foto thorax, lain kali disambung lagi ya, makanya sering-sering nongkrong disini pasti banyak manfaatnya.

Buat yang ingin artikel ini, silahkan download disini

regards,

nova

Baca Selengkapnya...

Selamat Menempuh Hidup Baru


Saya selaku pendiri Tempat Nongkrong Radiografer se-Indonesia beserta seluruh radiografer yang sering nongkrong disini, mengucapkan Selamat Menempuh Hidup Baru Buat Putu Adi Susanta (Radiografer dari RSU Sanglah Denpasar Bali) ang beru saja melangsungkan pernikahannya pada 08.08.08 kemarin

PUTU ADI SUSANTA merupakan seorang Radiografer Lulusan ATRO Dep.Kes RI Semarang Tahun 2001, Pada Tanggal keramat kemarin yaitu tanggal 08 bulan 08 dan tahun '08, Putu melangsungkan Pernikahan dengan seorang wanita pujaan hatinya, semua teman-teman di undang melalui blognya PUTU di www.putuadisusanta.blogspot.com, saya kalo ngga sibuk pasti sudah datang ke BALI buat menghadiri pernikahan PUTU. Sekali lagi saya ucapkan selamat buat PUTU, semoga kalian langgeng dan abadi. Ingat pesan saya ya, jika nanti kalian ada masalah-masalah kecil, jangan diperbesar, ingat-ingat aja kenangan manis kalian supaya amarah itu menjadi reda. Komunikasi harus selalu lancar, jangan pernah bercerita atau berdiskusi dengan pasangan kita, karena cuma ini satu-satunya yang akan membuat kalian menjadi terus bersama baik dalam suka maupun duka....

regards,

nova

Baca Selengkapnya...

Memperbaiki Sendiri Pesawat Mobile X-Ray

Kira-kira satu minggu yang lalu, saya dihadapkan pada sebuah masalah, yaitu Pesawat Mobile X-Ray di Laboratorium Radiografi ATRO Padang rusak, X-Ray nya ngga mau keluar. Setelah diselidiki oleh Teknisi kami, ternyata Pesawat Mobile X-Ray tersebut bisa lagi digunakan, mau tahu bagaimana trouble shooting nya....

Pesawat Mobile X-Ray kami adalah Multimobile Pabrikan dari Siemens. Pesawat Mobile X-Ray jenis ini diproduksi Siemens dengan Spesifikasi yang agak unik menurut saya, karena setelah saya lihat lebih seksama, ternyata di Tabung tertulis "Made In India" padahal setahu saya, Siemens itu kan Perusahaan yang berada di Jerman. Setelah saya cari info, ternyata pesawat jenis ini hanya diperuntukkan untuk Pasar Asia terutama Asia Tenggara.

Dari sini sebenarnya saya sudah mulai ragu, apakah Pesawat ini mampu menahan beban yang begitu berat akibat Jadwal Praktikum kami yang sedemikian padatnya. Sejak awal pembelian, masalah yang sering timbul adalah matinya lampu kolimator, biasanya karena terlalu panas (maklum mahasiswa masih sangat bergantung sama yang namanya lampu kolimator), masalah ini terselesaikan, karena yang pertama cukup mudah solusinya, sekring (fuse) untuk lampu kolimator putus, jadi tinggal ganti langsung beres. Beberapa waktu kemudian, lampu kolimatornya mati lagi, kali ini fuse tidak putus. Setelah dibongkar Control Panel nya, ternyata, socket yang memberikan arus ke lampu kolimator, terbakar... wah..wah.., sampe meleleh plastik socketnya. Ternyata socket yang digunakan bukan terbuat dari kuningan yang tahan panas, hingga solusinya, socket diganti dengan yang dari kuningan, Alhamduillah masalah lampu kolimator, ngga pernah lagi ada sampai sekarang.

Menjelang Ujian Praktek, timbul masalah baru lagi, tiba-tiba di Control Panel muncul tulisan Code E03 (artinya Kode Error 03). Setelah diselidiki, code error 03 ternyata berasal dari sebuah Board dimana Board ini berfungsi untuk memanaskan filamen. Alhasil X-Ray ngga akan keluar (gimana bisa keluar lha wong pemanasan filamennya aja ngga ada, otomatis ngga ada elektron yang dihasilkan untuk menumbuk target, masih inget khan proses terjadinya sinar-x?. Setelah itu, coba diperiksa oleh Teknisi kami (Sdr. Catur Suharinto, thanks banget buat Ilmunya), sambil membuka control panel, sambil melakukan konsultasi jarak jauh dengan teknisi PT Siemens Indonesia by Phone, setelah beberapa saat tanya jawab, ternyata belum juga mendapatkan hasil yang memuaskan, karena Manual Service Book yang dimiliki kami beda sama yang dilihat Teknisi Siemens saat itu.


Pesawat Multimobil Yang Sedang Dibuka Control Panelnya

Besoknya, Teknisi kami kedatangan teman yang Teknisi juga dari PT Fondaco. Mereka berdua berdiskusi sampai malam, sambil mengeluarkan Osiloskop (alat untuk mendeteksi signal sinusoidal), dari situ diketahui bahwa ada Transistor IGPT yang rusak. Kemudian kami tanya, dimana mendapatkan transistor tersebut. Ternyata transistor tersebut ngga ada di Indonesia, kami sudah cari ke Jakarta dan Surabaya (tempat komponen elektronik terbesar di Indonesia) juga tidak ada. Akhirnya kami mendapatkan info dari sebuah rekanan, barang tersebut bisa dipesan melalui Perusahaannya tetapi itu juga harus indent selama satu minggu, karena transistor tersebut harus di datangkan dari Singapura. Weleh-weleh, susahnya mendapatkan transistor tersebut.


Bagian Atas Control Panel

Mungkin teman-teman bertanya, kenapa kok susah-susah memperbaiki sendiri, telepon aja PT Siemens Indonesia, pasti beres... Sebenarnya kami juga sudah minta bantuan PT Siemens Indonesia, tetapi PT Siemens hanya bisa memperbaiki dengan cara mengganti keseluruhan Board (kalo perusahaan besar dan resmi pasti begitu cara kerjanya, langsung diganti satu blok) dan biaya yang harus kami keluarkan untuk mengganti satu Board tersebut adalah Rp. 60.000.000,- wah sebuah angka yang fantastis. Kami berusaha memperbaiki sendiri, bukan karena ngga punya uang sebesar itu, cuma saya ini terlahir dengan kesederhanaan, dimana kalo barang yang rusak masih bisa diperbaiki sendiri, ya saya coba dulu.


Board Yang Dimaksud

Setelah menunggu satu minggu, akhirnya barang tersebut tiba (kami harus pesan 10 buah transistor). Kemudian Teknisi kami memasangnya, dan Alhamdulillah, Pesawat Multimobil kami bisa digunakan lagi sampai sekarang. Begitu pesawatnya betul, langsung di gunakan untuk Praktikum mahasiswa yang jumlahnya 46 Mhs, itu berarti 46 kali eksposi, benar-benar sebuah pengujian yang hebat, baru betul pesawatnya langsung dipake 46 kali eksposi. Saya menceritakan ini semua sebenarnya hanya bermaksud baik, jika ada teman-teman yang mempunai problem yang sama, maka sebaiknya jangan langsung menyerah, coba dulu semaksimal mungkin, siapa tahu berhasil dan mendapatkan biaya perbaikan yang tidak mahal, atau jika ada teman-teman yang memiliki Pesawat Multimobil Buatan Siemens, bisa konsultasi lewat kami, atau bisa menghubungi kami, mudah-mudahan bisa kami bantu, dan tentunya kalau berhasil, biaya yang dikeluarkan jadi lebih murah, iya ngga?

regards,

nova

Baca Selengkapnya...